Selasa, 26 Maret 2013
Sabtu, 23 Februari 2013
Pencemaran Merkuri di teluk Minamata
Pencemaran Kimia Air Laut – Pencemaran Merkuri di Minamata
I.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kandungan terbesar didalam tubuh manusia. Maka dari itu, air
mutlak dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Jika mutu air yang masuk ke
dalam tubuh rendah, akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Bahkan dapat menimbulkan
penyakit.
Air yang tercemar dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare,
penyakit kulit, kanker, minamata dan lain lain.
Kasus ini disebut tragedi Minamata atau disebut juga Minamata Disaster
(1950). Logam berat akibat industrialisasi Jepang mencemari teluk tersebut,
termasuk di dalamnya tercemar pula oleh Methyl Mercury. Tidak kurang,
penduduk dari dua wilayah di pesisir Minamata, yaitu propinsi Kumamoto dan
Kagoshima menjadi korban merkuri.
Penduduk yang mengalaminya memiliki penyakit aneh, tangan dan kaki mati
rasa, kekuatan otot melemah, gangguan pada mata, gagap, gangguan pendengaran,
lumpuh hingga pada level tertentu menyebabkan kematian. Dari beberapa video
dokumen terlihat banyak korban berperilaku aneh, seperti gagap dan kejang kejang
begitu pula seekor kucing yang jalan terseok-seok saat berjalan. Limbah merkuri
yang di hasilkan oleh Chisso Corp tersebut telah menkontaminasi air laut
sehingga membuat hasil tangkapan ikan menjadi terkontaminasi merkuri sehingga
meracuni penduduk yang mengkonsumsinya. 50 tahun sudah kejadian tersebut
berlalu, namun sampai saat ini kejadian tersebut masih belum terpecahkan ujar
walikota kota Minamoto. Jumlah korban belum bisa di pastikan karena akan terus
bertambah karena bersifat turun-menurun, namun sekitar 1.573 – 2.265 orang
meninggal yang kesemuanya menderita keracunan merkuri, lebih lanjut masih
banyak penduduk yang melaporkan kemungkinan terkena wabah ini dan jumlahnya
tidak sedikit, yaitu 21.021 orang. Dan mereka mengaku memiliki gejala gejala
penyakit yang terlihat pada lengan, kaki dan sulit berkomunikasi. Pihak Chisso
Corp sendiri selalu menolak untuk bertanggung jawab meskipun telah di tetapkan
sebagai tersangka dan terus menyebarkan merkuri ke laut sepanjang 1956 – 1968,
tentu saja perbuatan tersebut patut di kutuk karena telah menyengsarakan
penduduk lokal hingga turun temurun dari generasi ke generasi.
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang
sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Gejala yang timbul antara lain:
·
Gangguan saraf sensoris: Paraesthesia,
kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan
menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.
·
Gangguan saraf motorik: lemah, sulit berdiri,
mudah jatuh, ataksia, tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara.
·
Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala.
Tremor pada otot merupakan gejala awal dari toksisitas merkuri tersebut.
Dari fakta-fakta tersebut diatas, kami ingin mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi pada air laut tersebut ditinjau dari parameter dan kaidah-kaidah kimia
lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
(1) Apa saja sumber pencemaran air laut yang menyebabkan terjadinya tragedi
Minamata?
(2) Bagaimana peredaran zat pencemar air laut yang menyebabkan terjadinya
tragedi Minamata?
(3) Bagaimana tabiat (sifat kimia dan fisika) zat pencemar air laut yang
menyebabkan terjadinya tragedi Minamata?
(4) Apa dampak yang diakibatkan oleh tragedi Minamata?
(5) Bagaimana cara mengatasi permasalahan pencemaran air laut akibat tragedi
Minamata?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan :
(1) Untuk mengetahui sumber pencemaran air laut yang menyebabkan terjadinya
tragedi Minamata.
(2) Untuk mengetahui peredaran zat pencemar air laut yang menyebabkan
terjadinya tragedi Minamata.
(3) Untuk mengetahui tabiat (sifat kimia dan fisika) zat pencemar air laut yang
menyebabkan terjadinya tragedi Minamata.
(4) Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh tragedi Minamata.
(5) Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan pencemaran air laut akibat
tragedi Minamata.
II.
Pembahasan
2.1
Sumber
Pencemaran Air Laut yang
Menyebabkan Terjadinya Tragedi Minamata
Minamata adalah sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui, bagian
selatan Jepang sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan
pengkonsumsi ikan cukup tinggi, yaitu 286-410gram/hari.
Tahun 1908 berdiri PT Chisso dengan Motto “dahulukan Keuntungan”
perkembangannya pada tahun 1932 Industri ini berkembang dan memproduksi
berbagai jenis produk dari pewarna kuku sampai peledak, dengan dukungan militer
industri ini merajai industri kimia, dan dengan leluasa membuang limbahnya ke
teluk Minamata diperkirakan 200-600 ton Hg dibuang selama tahun 1932-1968,
selain merkuri limbah PT Chisso juga berupa mangan. Thalium, dan Selenium.
Bencana mulai nampak pada tahun 1949 ketika hasil tangkapan mulai menurun
drastis ditandai dengan punahnya jenis karang yang menjadi habitat ikan yang
menjadi andalan nelayan Minamata.
Pada tahun 1953 beberapa ekor kucing yang memakan ikan dari teluk Minamata
mengalami kejang, menari-nari, dan mengeluarkan air liur beberapa saat kemudian
kucing ini mati.
Tahun 1956 adanya laporan kasus gadis berusia 5 tahun yang menderita gejala
kerusakan otak, gangguan bicara, dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak
dapat berjalan. Menyusul
kemudian adalah adik dan empat orang tetangganya, penyakit ini kemudian oleh
Dr. Hosokawa disebut sebagai Minamata disease.
Pada tahun 1958 terdapat bukti bahwa penyakit Minamata disebabkan oleh
keracunan Methyl-Hg, hal ini ditunjukkan dengan kucing yang mengalami
kejang dan disusul kematian setelah diberi makan Methyl-Hg. Pada tahun
1960 bukti menyebutkan bahwa PT Chisso memiliki andil besar dalam tragedi Minamata,
karena ditemukan Methyl-Hg dari ekstrak kerang dari teluk Minamata, sedimen
habitat kerang tersebut mengandung 10-100 ppm Methyl-Hg, sedang di dasar
kanal pembuangan pabrik Chisso mencapai 2000 ppm. Pada tahun 1968 pemerintah
secara resmi mengakui bahwa pencemaran dari pabrik Chisso sebagai sumber
penyakit Minamata.
Bruno Mars - Locked Out Of Heaven lyrics
Oh yeah yeah
Oh yeah yeah yeah
Ooh!
Oh yeah yeah
Oh yeah yeah yeah
Ooh!
Never had much faith in love or miracles
Never wanna put my heart on the line.
But swimming in your world is something spiritual
I'm born again every time you spend the night
Cause your sex takes me to paradise
Yeah your sex takes me to paradise
And it shows, yeah, yeah, yeah
Cause you make feel like, I've been locked out of heaven
For too long, for too long
Yeah you make feel like, I've been locked out of heaven
For too long, for too long
Oh yeah yeah yeah
Ooh!
Oh yeah yeah
Oh yeah yeah yeah
Ooh!
You bring me to my knees
You make me testify
You can make a sinner change his ways
Open up your gates cause I can't wait to see the light
And right there is where I wanna stay
Cause your sex takes me to paradise
Yeah your sex takes me to paradise
And it shows, yeah, yeah, yeah
Cause you make feel like, I've been locked out of heaven
For too long, for too long
Yeah you make feel like, I've been locked out of heaven
For too long, for too long
Oh oh oh oh, yeah, yeah, yeah
Can I just stay here
Spend the rest of my days here
Oh oh oh oh, yeah, yeah, yeah
Can't I just stay here
Spend the rest of my days here
Cause you make feel like, I've been locked out of heaven
For too long, for too long
Yeah you make feel like, I've been locked out of heaven
For too long, for too long
Oh yeah yeah yeah
Ooh!
Oh yeah yeah
Oh yeah yeah yeah
Ooh!
DIAMONDS - RIHANNA LYRICS
"Diamonds"
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Find light in the beautiful sea
I choose to be happy
You and I, you and I
We’re like diamonds in the sky
You’re a shooting star I see
A vision of ecstasy
When you hold me, I’m alive
We’re like diamonds in the sky
I knew that we’d become one right away
Oh, right away
At first sight I felt the energy of sun rays
I saw the life inside your eyes
So shine bright tonight, you and I
We’re beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We’re beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky
Palms rise to the universe
As we moonshine and molly
Feel the warmth, we’ll never die
We’re like diamonds in the sky
You’re a shooting star I see
A vision of ecstasy
When you hold me, I’m alive
We’re like diamonds in the sky
At first sight I felt the energy of sun rays
I saw the life inside your eyes
So shine bright tonight, you and I
We're beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We're beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We're beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
So shine bright tonight, you and I
We're beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We're beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Oh, yeah
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Find light in the beautiful sea
I choose to be happy
You and I, you and I
We’re like diamonds in the sky
You’re a shooting star I see
A vision of ecstasy
When you hold me, I’m alive
We’re like diamonds in the sky
I knew that we’d become one right away
Oh, right away
At first sight I felt the energy of sun rays
I saw the life inside your eyes
So shine bright tonight, you and I
We’re beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We’re beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky
Palms rise to the universe
As we moonshine and molly
Feel the warmth, we’ll never die
We’re like diamonds in the sky
You’re a shooting star I see
A vision of ecstasy
When you hold me, I’m alive
We’re like diamonds in the sky
At first sight I felt the energy of sun rays
I saw the life inside your eyes
So shine bright tonight, you and I
We're beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We're beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We’re beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
We're beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
So shine bright tonight, you and I
We're beautiful like diamonds in the sky
Eye to eye, so alive
We're beautiful like diamonds in the sky
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Oh, yeah
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Shine bright like a diamond
Terima Kasih Teman :)
Ini adalah kisah, kisahku dengan salah satu
sahabatku..
Fitria Claudhy......
Terima
kasih teman telah lama berada di sisiku
melalui beberapa kali hal yang sulit dalam
hidup.
Terima kasih teman telah memaafkan
kesalahanku,
atas segala penilaian yang menyimpang, dan
karena membiarkan keanehanku.
Terima kasih teman telah membiarkan aku
curhat,
dan cukup mempercayaiku untuk tetap
menceritakan semua hal meskipun itu mengganggu-mu.
Terima kasih teman telah memberikan waktumu
untuk-ku,
bahkan ketika kamu sedang sibuk.
Terima kasih teman telah bersikap jujur denganku
ketika aku benar-benar membutuhkanmu.
Terima kasih teman telah bertanya apa yang
ingin aku lakukan,
dan benar-benar ingin mendengar jawabannya.
Terima kasih teman atas segala kehangatan,
senyuman, lelucon dan kenangan yang telah kau berikan.
Terima kasih telah memberi sukacita warna
dalam hidupku...
Terima kasih telah tertawa dan menangis
bersamaku...
Dulu kamu (teman) bagiku adalah ketika kami
memiliki sepatu yang sama disekolah dan pergi bermain sepulang sekolah. Kamu
adalah seseorang yang bisa aku lihat setiap hari, dalam barisan yang rapi di
dalam kelas, menyalin dari pekerjaan satu sama lain. Dan sekolah, menjadi
kepompong yang ditempatkan di gedung yang sama hari demi hari.
Seiring bertambahnya usia, tanpa
sosialisasi yang konstan dan banyak waktu luang, kamu adalah sesuatu yang bisa
membantu keluar dari ukiran kesulitan dan kesibukan.., Sekarang kamu membuat
aku mengerti, bahwa Teman
adalah orang-orang yang benar-benar sama seperti kita, yang membuat kita
merasa seperti kita tidak sendirian di dunia ini, dan yang tinggal bersama kami
melalui kebersamaan.
Aku berhutang kepadamu begitu banyak, aku berhutang ucapan terimakasih yang begitu dalam. Aku berhutang 1 cangkir kopi yang tak bisa cukup untuk aku kembalikan.
Terima kasih teman tetap mau mengerti
betapa aku disini benar-benar tidak pernah bisa menulis lama untuk
mengungkapkan betapa berartinya kamu untuk-ku. Terima kasih.. Terima
kasih.. Terima kasih.
Senin, 26 November 2012
CONTOH NASKAH DRAMA "KENAKALAN REMAJA" UNTUK 10 ORANG
CONTOH NASKAH DRAMA
TEMA “KENAKALAN REMAJA” DIPERANKAN OLEH
10 ORANG DARI KELAS X1C –KELOMPOK 3- SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA..
Semoga
bermanfaat :)
Tokoh :
Yope :
Violin
Deni : Raka
Resti :
Giselle
Angger :
Yohana
Arum :
Harum
Malta :
Mama Leica
Sandra :
Acel
Riza :
Chaca
Rafael :
Pak satpam dan Pak polisi
Ajeng
: Narator dan Ajeng
ONLY YOU :)
( cintaku berawal dari gerbang sekolah )
“kringggg”
bell sekolah berbunyi, pak satpam segera menutup pintu gerbang.. Violin
terlambat bangun.. dia segera bergegas untuk pergi sekolah.. sesampainya di
sekolah pintu gerbang sudah di tutup oleh pak satpam, Violin meminta tolong
kepada pak satpam agar membukakan pintu gerbang ..
Violin
: “pak tolong pak, tolong bukakan pintu gerbang ini, sekali ini saja saya janji
nggak akan telat lagi (wajah memelas )”
Pak
satpam : “nggak bisa nak, kamu sudah terlambat 10 menit”
Raka
: “bukakan pintunya pak.. (tangan di masukkan saku celana, dan bersikap
cuek)”
Pak
satpam : “iya denn.. (membukakan pintu gerbang)”
Violin
: “makasih yaa pak, makasih juga yaa kak (sambil lari tergesa gesa) ”
Pada
saat istirahat ...
Violin
: “ehh temen-temen, kalian tau nggak yang aku alami tadi pagi ?”
Harum,Yohana
: “nggak tau.. (muka flat) apaan emang ?? kepo nih ?? ”
Violin
: “emm kasih tau nggak yaa (wajah nyengir)..?? “
Harum
: “hishh, apaan ?? udah di dengerin juga.. ”
Violin
: “hehe, bercanda bercanda.. tadi aku telat masuk sekolah...”
Yohana
: “yaahh, cuman itu ? kirain penting..’’
Violin
: “belum selesai ceritanya, jadi tadi pintu gerbang udah di tutup sama pak
satpam tapi ada kakak kelas cowok yang nolongin aku, dan parahnya sampai
sekarang aku masih kebayang sama wajahnya dia .. (tiba2 tertuju pada satu
pandangan dan menepuk tangan ke 2 temannya) ehhh ehhh liat tuhh, itu dia
orangnya,, gimana menurut kalian ?? ehhhh tapi tunggu dulu deh.. cewek yang
disebelahnya itu siapa yaa ?”
Harum
: “lhooohh itu kalo nggak salah kan kak Raka, itu cowok yang nolongin
kamu ? itu kan kakak kelasku waktu SD.. setauku sih dia anak donatur terbesar
di yayasan semesta ini.. jangan bilang kamu naksir sama dia ?? emmm aku nggak
tau, mungkin cewek itu pacarnya.. ”
Violin
: “(muka panik gelagaban) haa? Anuu .. emmm. Enggak lah, aku cuman kagum aja
sama dia pas dia nolongin aku tadi..ternyata dia orang yang berpengaruh juga
yaa di sekolah ini.. haa ?? pacarnya ?! jadi dia udah punya pacar
??!(wajah kaget)”
Yohana
: “tunggu.. tunggu.. biar aku lihat dulu (sambil melihat wajah Raka dan Violin)
emmmm menurutku.. kamu pantes kok sama kak Raka .. hehehe eitssss.. emang
kenapa kalau pacarnya ? kamu cemburu ?(wajah nyengir sambil ketawa)”
Violin
: “hisshh, apaan sih yo.. nggak lah.(salah tingkah).”
“kringgg”
bell tanda istirahat berakhir.. Violin dan sahabatnya pergi ke kelas dan
mengikuti pelajaran selanjutnya, mereka sudah sepakat bahwa pulang sekolah
nanti mereka akan pergi ke cafe.. setibanya di cafe ..
Violin
: “hey rum, tadi kan kamu bilang kalo kamu adik kelasnya emm siapa tadi ?? kak
Raka bukan ?? itu orangnya gimana sih ??”
Harum
: “ohhh itu kak Raka namanya, dia baik kok .. lumayan pinter juga, kamu pengen
kenalan sama si doi ??”
Yohana
: “kok wajahmu tersipu malu gituu vio ?? jangan jangan beneran suka yaa ??”
Violin
: “haduhh kalian berdua ni apa apaan sih..”
Harum,
Yohana : “udahh.. ngaku ajaa !! (membentak violin)”
Violin
: “hisshh.. iya iyaa yaudah aku ngaku, sempet emmm ...kagum juga sihh sama kak
Raka (tersipu malu) ”
Yohana
: “tuh kan ngaku juga..”
Keesokan
harinya..
Yohana
: “ehh deketin Violin sama kak Raka yukk.. gimana rum ?”
Harum
: “boleh juga tu. Tapi gimana yaa caranya ??”
Yohana
: “emm kayaknya aku tau deh gimana caranya...”
Harum
: “apaan yo ? kasi tau dong.. “
Yohana
: “liat aja ntar .. hehe”
Beberapa
hari kemudian, 2 sahabat Violin membuat sebuah rencana untuk Violin dan Raka..
Yohana dan Harum membuat 2 surat tanpa nama yang ditujukan kepada Raka dan
Violin.. kedua surat tersebut di letakkan di atas meja Raka dan di atas meja
Violin, ketika Yohana dan Harum meletakkan surat di meja Raka,Giselle dan Acel
mengetahuinya...
Giselle
: “apaan nih ? surat ? kok ada di atas mejanya Raka ? kurangajar tu adek kelas.
Berani banget dia ngasih surat
ke Raka. . (marah)”
Acel
: “jadi dua orang tadi adek kelas kita ?? apaan nih isinya ?? (sambil mengambil
surat dan membacanya) hahahaaha ternyata ngajakin deni ketemuan (ketawa geli)”
Giselle
: “hisshhh, kok lo ketawa sih ? gue lagi sewot, malah di bercandain..”
Acel
: “ampunnn .. (berhenti ketawa)tenang sel, gue punya ide..”
Giselle
: “apaan ?”
Acel
: “kita buntutin aja ke taman, jadi kita tau kan siapa yang mau ngrebut Raka lo
itu ?? besok di sekolah kita bikin perhitungan sama adek kelas nggak tau diri
itu, gimana ?!”
Giselle
: “tumben lo agak pinteran dikit, makan apaan lo barusan ?? okeeeyy gue setuju
sama ide lo (senyum jahat)”
Sore
harinya,di taman..
Violin,
Raka : “lhohh, kamu ?? ngapain disini ? (bersamaan wajah kaget)(Violin
salting)(Raka wajah Tanpa Expresi)”
Violin:
(menunjukkan surat kepada Raka )
Raka
: (menunjukkan surat kepada Violin )
Raka
: (jalan menuju kursi di taman)
Violin
: (mengikuti Raka)
Violin
: “kak...”
Raka
: “apa ? (nada cuek)”
Violin
: “aku boleh jadi temen kakak nggak ??”
Raka
: (memandang Violin lalu meninggalkan Violin)
Giselle,
Acel : “(memandangi dari kejauhan sambil kesal)”
keesokan
harinya
...
Giselle
: “heehh .. lo..! lo mau deketin Raka ?? berani banget lo.. !! (membentak) ”
Acel
: “anak kecil baru lahir aja, udah berani ngrebut pacar orang !!”
Violin
: “haah ?? maksudnya kakak apa ? (muka polos)”
Giselle:
“nggak usah munafik deh, lo kemaren ketemuan kan sama Raka ?? ngaku !! (marah)
”
Raka
: (datang menghampiri Giselle, Violin.. dan menarik Giselle pergi)
Giselle:
“hehh.. urusan kita belum selesai yaa !! inget itu !! (menatap mata Violin)
Giselle:
“apaan sihh Ka ?”
Raka
: “tenang dulu sel.. udah, nggak usah mikirin masalah di taman kemaren, itu
juga nggak sengaja ketemu kok..”
Giselle
: “haaa ?? nggak sengaja ?? bukannya kamu datang karena surat tanpa nama itu ??
lagian kamu ngapain dateng sihh??(kesal) ”
Raka
: “aku kira kamu yang ngasih surat ke aku, makanya aku dateng..”
Giselle
: “hishhh.. aaaahh udah udah, jadi sebel gue sama lo (pergi
meninggalkan Raka)”
Violin
tampak sedih mendengar ucapan Giselle di sekolah tadi, diapun menangis..
sedangkan Giselle masih kesal dengan Raka, Giselle melampiaskan kemarahannya
dengan berpesta di rumah Acel...
Acel
: “nih sel, minum dulu .. minuman ini bikin lo lupa sama kejadian tempo hari,
ayolah kita senang senang.. (mengajak minum bersama) ”
Giselle
: “(meminun minuman yang diberikan Acel)”
Acel
: “gimana ? enak kan ? apalagi kalo ditambah ini ?? (menyerahkan bungkusan
berisi narkoba)”
Giselle
: “enak juga nih, dapet dari mana lo ? masukin gih.. “
Acel
: “(memasukkan narkoba ke dalam minuman) udahh ni gratis buat lo, tapi lain
kali lo harus bayar ke gue ..”
Giselle
: “ohh okeyy, thanks yaa (senyum kepada Acel)”
Dirumah
Violin..
Harum,
Yohana : “(memencet bell pintu rumah Violin), Vio Vio..”
Mama
Leica : “ehh kalian nak, ayo masuk sini....(mengajak masuk rumah)”
Harum
: “tan, Violin nya ada nggak ?”
Mama
Leica : “aduhh maaf nakk, Violin sedang kursus biola, mungkin bentar
lagi dia pulang..”
Yohana
: “ohh begitu yaa tante ? yasudah kalo seperti itu..”
Mama
Leica : “ditunggu dulu aja, oo iya tante boleh tanya sesuatu nggak ??”
Harum,
Yohana : “tanya apa tante ?”
Mama
Leica : “Violin beberapa hari ini merasa sedih, apa kalian tau penyebab vio
sedih ?? boleh nggak tante tau ??”
Harum
: “emmmm .. sebenernyaa..”
Yohana
: “sebenernya Violin sedang jatuh cinta sama kak Raka tante, kak Raka itu kakak
kelas kita.. tapi dia di cuekin sama kak Raka, gara gara kita kemaren Violin di
marahin abis abisan sama pacarnya kak Raka. Mungkin gara gra itu dia jadi
sedih..”
Mama
Leica : “ohh jadi seperti itu ceritanya.. “
Harum
: “iyaa tan, maafin kita yaa tan udah bikin Violin jadi sedihh..”
Yohana
: “tapi niat kita baik kok tan..”
Mama
Leica : “sudah tidak apa apa..”
Yohana
: “Violin kok nggak dateng dateng ya rum ? (berbisik ke Harum)”
Harum
: “iyaa nihh, pulang aja yuk.. kita minta maaf ke Violin besok aja di sekolah
(berbisik ke Yohana)
Harum,
Yohana :”emm tante, kita berdua pulang dulu yaa.. besok aja kita ketemu sama
Violin di sekolah.. (sambil berpamitan)”
Mama
Leica : “ohh iya, makasih yaa nak udah crita ke tante, ati ati di
jalan,,”
Harum,Yohana
: “iyaa, sama sama tan..(pergi meninggalkan rumah Violin)”
Keesokan
harinya, Violin diantar mamanya ke sekolah..
Mama
Leica : “jadi nggak mau cerita sama mama nih..?”
Violin
: “crita ? crita apaan mah ? Vio nggak ada masalah kok..”
Mama
Leica : “apa mama perlu mencari cowok yang namanya Raka biar kamu ngaku sama
mama?”
Violin
: “lhooh kok ?? pasti Harum sama Yohana yang ngasi tau..!!”
Mama
Leica : “udah, nggak usah malu sama mama.. jadi yang mana orangnya ??”
Violin
; “emm itu tu yang jalan kaki sama cewek.. (menunjuk Raka dan Giselle)”
Malta
: “ohh itu, kamu suaka sama dia ?? tampang nggak jelas kayak gitu..??”
Violin
: “hihh mama apaan sih.. udah Vio turun dulu (cium tangan)”
Violin
masuk ke kelas dan menaruh tas nya, kemudian Violin pergi ke perpus untuk
membaca buku..
Violin
: “(sedang membaca buku)”
Raka
: “sendiriaan aja.. ?(sambil menghampiri Violin)”
Violin
: “iyaa kak, kakak juga sendirian ??”
Raka
: “hemmm, boleh duduk sini ??”
Violin
: “boleh kak, silahkan..”
Raka
: “hemm.. oyaa maafin Giselle kemaren ya..”
Violin
: “iyaa, nggak papa kok kak, aku nggak tau kalo kakak udah punya pacar..”
Raka
: “sebenernya aku sama Giselle nggak ada apa apa, kita berdua cuman deket
aja..”
Violin
: “ohh gitu yaa kak ?”
Raka
: “yapp”
Violin
: “ngomong ngomong kakak tumben nggak cuek sama aku ?”
Raka
: “(tersenyum dan pergi meninggalkan Violin)”
Giselle
: “(dari kejauhan melihat Raka dan Violin ngobrol, kesal, merobek robek kertas
yang dipegang)”
Malam
harinya Acel dan Giselle pergi ke diskotik, Giselle meminta obat yang diberikan
Acel ..
Giselle
: “gue mau obat yang kemeren dong, pusing banget nih gue..”
Acel
: “tenang tenang, masih banyak kok persediaan gue..”
Giselle
: “gue beli dua bungkus (memberi segepok uang)”
Acel
: “nihh sel.. (memberikan bungkusan) ayoo kita joget.. asik kan ?? “
Giselle
: “(tersenyum)”
Beberapa
saat kemudian...
Giselle
: “(pingsan)’
Acel
: “(panik) aduuhh ni anak pake pingsan segala lagi.. (mengambil HP dan menelfon
Raka) ka, lo cepet dateng ke tempat nongkrong gue..”
~via
telephon .. Raka : ada apa ?
~via
telephon.. Acel : Giselle pingsan, cepetan ke sini..
~via
telephon.. Raka : oke, gue segera kesana..
Acel
: “sel ?? bangun sel! (memegang badan Giselle)”
Giselle
: “(setengah sadar) gue pusing banget nihh”
Raka
: “udah,, kita bawa aja ke rumah lo..”
Acel
: “iyaa ka ayoo buruan..”
Di dalam
perjalanan...
Giselle
: “ehh lo ka.. (sambil memasukkan narkoba ke dalam kantong jaket Raka)”
Raka
: “nggak usah banyak gerak, tidur aja”
Acel
: “udah lo pulang aja, makasih ya udah nganteri kita, gue bisa kok jaga
Giselle”
Raka
: yaudah gue pulang..
...................................................................................................................................
Raka
: (ketika berjalan melihat Violin dan menghampirinya)
Violin
: (melamun di taman)
Raka
: sendiriaan aja nih ?
Violin:
ehh kak raka..(kaget)
Raka
: pake ni jaket ku..(mengulurkan jaket) malam sedingin ini pergi ke taman nggak
pake jaket...
Violin
: nggak usahh kak, udah biasa kok..
Raka
: udah pake aja nggak papa..
Violin
: makasih kak.. gimana kak giselle ? masih marah nggak sama aku ?
Raka
: keliatannya sih masih, tapi nggak usah dipikirin..
Violin
: aku nggak enak kak sama kak Giselle.. aku takut.. emm takutt...
Raka
: takut katauan kamu suka aku ? (sambil melihat violin)
Violin
: ishhh kakak nih apaan sihh (ketawa)
Raka
: bercandaa, hisshhh kamu lucu banget sihh (ikut ketawa sambil memberantakkan
rambut violin)
Violin
: ahh kakak bisa aja.. emm yaudah aku pulang dulu yaa kak. Jaketnya aku bawa
nihh??
Raka
: yaudah ati ati yaa..iya bawa aja (tersenyum pada Violin)
............................................
.......................................................................................................
Mama
Leica : dari mana nak ??
Violin
: taman ma..
Mama
Leica : itu jaketnya siapa ??
Violin
: ohh ini jaketnya kak raka ma..
Mama
Leica : raka lagi raka lagi.. yaudah sini biar mama cuci, besok balikin sama
dia.. (mengambil jaket)
Violin
: ohh iya nih mah..(menyerahkan jaket)
Mama
Leica : (merogoh saku jaket) ini obat apa Vio ?
Violin
: nggak tau mah, mungkin itu punya kak raka..
Mama
Leica : jangan jangan ini narkoba ??
Violin
: haa? Nggak mungkin ahh mah (pergi meninggalkan mamanya)
Mama
Leica : tapi nakk, percaya sama mama.. (sambil melihat obat)
.................................................................................................................................................................................................................................................................................
Ibu Violin
sudah mulai curiga dengan Raka dan yakin bahwa Raka bukanlah anak baik-baik.
Mama Leica :
“Vio, jangan lupa kembaliin jaketnya Raka, bilang makasih juga..”
Violin : “Iya,
ma. Nanti aku kembaliin”
Mama Leica :
“Coba kamu liat ini, mama nggak percaya kalau ini obat biasa, ini pasti narkoba
atau semacamnya. Dari awal mama udah nggak suka sama sosok Raka, coba kamu
tanyain sama dia”
Violin : “Mama
apaan sih, jangan nuduh sembarangan. Kak Raka di sekolah nggak pernah bikin
ulah kok, Vio nggak yakin kalau kak Raka ngedrug”
Mama Leica:
“Terserahlah. Udah buruan berangkat”
Violin :
“Berangkat dulu ya, ma.”
Di sekolah ..
Violin : “Kak
Raka!” (memanggil dari kejauhan)
Raka : “Eh,
hai, Vio”
Violin : “Kak,
ini jaketnya kemarin, makasih ya. Oya, kemarin ada ini di kantung jaketnya,
kakak sakit apa sih?”
Raka :
“Iya, sama-sama. Hah ?? obat apaan emang ? coba kakak liat..”
Violin : “ni
kak .. (sambil menyerahkan obat)”
Harum : “ehh
vio.. ayoo ke kelas .. (menarik vio)”
Violin :
“(meninggalkan Raka) udah dulu yaa kak..”
Raka : “(sambil
bergumam) ini pasti perbuatan giselle..”
Gisella :
“(menepuk pundak Raka) hei, Ka. Ngapain ngelamun disini..”
Raka : “ehh
giselle.. ni punya lo ?? (memperlihatkan obat)”
Giselle : “ehhh
ini.. iya ini punya gue.. lo simpen dulu aja yaa.. ntar gue ambil ke rumah
lo..”
Sepulang
sekolah, giselle menelepon acel.
Acel :
“(menerima telepon) halo, sel, tumben nelpon. Ada apa??”
Giselle :
“gakpapa kok, gue cuman pengen cerita, gue heran, cel. Kok gue udah nggak
tertarik lagi sama Raka ya, pengen rasanya buat dia menderita..”
Acel : “loe
gimana sih? Bukannya dulu loe paling gak suka ada cewek deket sama Raka??”
Giselle : “iya
sih, tapi sejak dia terlalu perhatian sama anak baru itu gue jadi nggak respek
lagi sama Raka..”
Acel : “emang
loe mau apain Raka?”
Giselle : “ada
lah pokoknya, liat aja nanti (menutup telepon)..”
Malamnya,
giselle mendatangi rumah raka untuk mengambil obat yg dititipkannya...
Polisi :
“(mengetuk pintu) permisi..”
Raka :
“(membuka pintu) iya, ada kepentingan apa ya, pak?”
Polisi : “apa
benar ini rumah saudara Raka?”
Raka : “iya,
benar, dengan saya sendiri..”
Polisi: “maaf,
dek. Saya mendapat laporan bahwa anda terlibat dalam pengedaran dan pemakaian
narkoba..”
Raka : “haa ??
gak mungkin lah, pak. Saya tidak pernah mengedarkan narkoba apalagi sampai
memakainya..”
Polisi : “nanti
bisa anda jelaskan di kantor polisi..”
Keesokan
harinya di sekolah...
Violin : “Rum,
Yo, ini ada apa sih? Kok dari tadi banyak yg nggerombol? Pada ngomongin apa
sih?”
Yohana : “kamu
nggak dapet kabar apa-apa?”
Harum :
“sekolah kita lagi disorot, dicap jelek sama media, ini semua gara-gara Kak
Raka..”
Violin : “Kak
Raka? Kok bisa?”
Yohana : “kak
raka semalem ditangkep polisi gara-gara ngedrug. Tapi herannya, kak giselle
juga ikut ngilang. Padahal beritanya bilang kalau kak giselle yg laporin kak
raka..”
Violin :
“raka.... Berarti bener yang mama bilang, obat waktu itu bener narkoba..”
Polisi
menemukan bukti baru atas kasus Raka, ia hanya ditetapkan sebagai pengedar
bukan pengguna... Polisi pun mendapat bukti bahwa Giselle dan kawannya Acel
yang terlibat dalam pengedaran narkoba. Mereka akhirnya ikut ditahan...
Sepulang
sekolah...
Violin : “ma,
mama sayang sama vio?”
Mama leica :
“kamu bicara apa sih, nak? Ya jelaslah mama sayang bgt sama vio..”
Violin : “vio
boleh minta satu hal? Vio janji kalau mama kabulin permintaan vio, vio bakal
nurutin apa yg mama minta..”
Mama leica :
“vio, ada apa? Kamu bilang yg jelas? Iya, mama mau kabulin. Kamu minta apa?”
Violin : “Kak
Raka dipenjara, ma. Gara-gara narkoba..”
Mama leica :
“raka?? Mama kan udah bilang sama kamu...”
Violin :
“(memotong pembicaraan) mama tolong tebus kak raka dr penjara, vio mau kak raka
bebas. Ini bukan salah kak raka, dia cuma jadi korban..”
Mama leica :
“oke, mama akan bebasin raka. Satu syarat, kamu lanjutin sekolah di Amerika.
Mama udah nggak suka sama lingkungan kamu sekarang..”
Raka, Giselle,
dan Acel bebas dari penjara atas pertolongan keluarga Violin, tapi Raka tak
tahu siapa yg telah menolongnya. Sedangkan Giselle dan Acel tahu bahwa Violin
lah yg sudah membebaskan mereka. Mereka telah menyadari kesalahannya selama ini
dan ingin bertemu dengan Violin untuk berterima kasih sekaligus meminta maaf.
Setahun berlalu
dan Raka melanjutkan sekolahnya di SMA Semesta Sudah lama ia tak melihat sosok
Violin dan ia sama sekali tak curiga karena baginya ia sudah tak layak bertemu
dengan violin.
Keesokan
harinya
Chaca : “Pak,
tolong bukain pintunya, tolong sekali ini aja”
Raka : “Pak,
biarin dia masuk, tolong dimaklumin, dia kan murid baru”
Pak satpam :
“Iya, den”
Chaca :
“Makasih banyak, Kak” (berlalu meninggalkan Raka)
Raka :
“(bergumam) seperti dia….”
Giselle :
“(memperhatikan Chaca dan Raka dari kejauhan)”
Dan ternyata
Chaca dan Raka satu kelas, hari demi hari berlalu raka terus memperhatikan
Chaca, deni seperti melihat Violin dalam diri Chaca.. dia semakin tertarik
dengan pribadi Chaca yang pendiam ... pada suatu hari..
Chaca :
“(membaca buku di perpus)”
Raka :
“sendirian aja ??”
Chaca :
“(tersenyum melihat deni)”
Raka : “boleh
aku duduk di sini ??”
Chaca :
“terserah..”
Giselle : “hai,
ikutan dong. Kenalin namaku Giselle (tersenyum dan menjabat tangan Chaca)”
Chaca : “gue
Chaca (tersenyum dan menjabat tangan Giselle)”
Giselle : “gue
perhatiin, pribadi loe mirip sama adik kelas gue dulu..”
Raka : ”udah,
sel. Nggak usah bahas dia lagi..”
Giselle :
“maaf ya, Ka. Ini semua salah gue..”
Raka :
“(tersenyum) aku sudah belajar melupakannya, lagipula dia sudah gak ada di
sini..”
Chaca : “ini
pada kenapa sih? Kok suasananya jadi tegang gini..”
Giselle : gue
mau bilang sesuatu sama loe, Ka. Sebenernya, kita semua bisa bebas gara-gara
Violin dan mamanya. Tapi, dengan syarat Violin harus pindah ke luar negeri
untuk ngelupain kamu..”
Chaca :
“Violin? Bebas? Ngomongin apa sih? Gue gak tau kalian ngomongin apa..”
Giselle :
“gakpapa kok. Cha. Nggak ada apa-apa. Udah gue cabut aja. (pergi meninggalkan
Raka dan Chaca)”
Beberapa hari
berlalu dan Raka semakin dekat dengan Chaca. Mereka menjalani kehidupan
sekolahnya dan akhirnya mereka lulus. Raka, Chaca, Acel, dan Giselle telah
berpisah satu sama lain dan mereka menjalani kehidupannya masing masing....
7 tahun
kemudian ..
Saat ini Raka menjadi Kepala Yayasan di SMA Semesta dan banyak hal yang
mengingatkannya dengan Violin. Ketika pikirannya penuh dengan bayangan
Violin tiba-tiba ia melihat seorang gadis sedang berdebat dengan seorang satpam
dan berusaha menerobos gerbang.....
Ajeng
: “pak tolong pak, tolong bukakan pintu gerbang ini, sekali ini saja saya janji
nggak akan telat lagi (wajah memelas )”
Pak
satpam : “nggak bisa nak, kamu sudah terlambat 10 menit”
Raka
: “bukakan pintunya pak.. (tangan di masukkan saku celana, dan bersikap cuek)”
Pak
satpam : “iya denn.. (membukakan pintu gerbang)”
Ajeng
: “makasih yaa pak, makasih juga yaa pak (sambil lari tergesa gesa) ”
Violin
: “(dari kejauhan melihat kejadian yang dulu dia pernah alami dan berjalan
mendekati raka) makasih yaa kak (sambil tersenyum) kakak, nggak berubah yaa,
nolongin orang telat mulu (sambil tersenyum manis)”
Raka
: “(kaget dan diam tanpa kata).... vioo ?? kamu violin kan ?? kemana saja kamu
selama ini ??”
Violin
: “akuu pergi ke America untuk melanjutkan study, mama yang menyuruh..”
Raka
: “untuk menjauh dariku ??”
Violin
: ”bukannn.. bukan gitu kak... mama udah tau kok kebenaran ceritanya, mama
minta maaf karna udah nuduh kak raka..”
Raka
: ”ohh (tersenyum)”
Violin
: “mmmm.. (begumam) apakah kakak sudah menikah ?”
Raka
: “aku menunggu seseorang dari America..”
Violin
: “(tersenyum dan terharu”
Violin
& Raka : “(Bergandengan tangan)”
The
End
Langganan:
Postingan (Atom)