Pencemaran
Kimia Air Laut – Pencemaran Merkuri di Minamata
I.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kandungan terbesar didalam tubuh manusia. Maka dari itu, air
mutlak dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia. Jika mutu air yang masuk ke
dalam tubuh rendah, akan mempengaruhi kesehatan tubuh. Bahkan dapat menimbulkan
penyakit.
Air yang tercemar dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare,
penyakit kulit, kanker, minamata dan lain lain.
Kasus ini disebut tragedi Minamata atau disebut juga Minamata Disaster
(1950). Logam berat akibat industrialisasi Jepang mencemari teluk tersebut,
termasuk di dalamnya tercemar pula oleh Methyl Mercury. Tidak kurang,
penduduk dari dua wilayah di pesisir Minamata, yaitu propinsi Kumamoto dan
Kagoshima menjadi korban merkuri.
Penduduk yang mengalaminya memiliki penyakit aneh, tangan dan kaki mati
rasa, kekuatan otot melemah, gangguan pada mata, gagap, gangguan pendengaran,
lumpuh hingga pada level tertentu menyebabkan kematian. Dari beberapa video
dokumen terlihat banyak korban berperilaku aneh, seperti gagap dan kejang kejang
begitu pula seekor kucing yang jalan terseok-seok saat berjalan. Limbah merkuri
yang di hasilkan oleh Chisso Corp tersebut telah menkontaminasi air laut
sehingga membuat hasil tangkapan ikan menjadi terkontaminasi merkuri sehingga
meracuni penduduk yang mengkonsumsinya. 50 tahun sudah kejadian tersebut
berlalu, namun sampai saat ini kejadian tersebut masih belum terpecahkan ujar
walikota kota Minamoto. Jumlah korban belum bisa di pastikan karena akan terus
bertambah karena bersifat turun-menurun, namun sekitar 1.573 – 2.265 orang
meninggal yang kesemuanya menderita keracunan merkuri, lebih lanjut masih
banyak penduduk yang melaporkan kemungkinan terkena wabah ini dan jumlahnya
tidak sedikit, yaitu 21.021 orang. Dan mereka mengaku memiliki gejala gejala
penyakit yang terlihat pada lengan, kaki dan sulit berkomunikasi. Pihak Chisso
Corp sendiri selalu menolak untuk bertanggung jawab meskipun telah di tetapkan
sebagai tersangka dan terus menyebarkan merkuri ke laut sepanjang 1956 – 1968,
tentu saja perbuatan tersebut patut di kutuk karena telah menyengsarakan
penduduk lokal hingga turun temurun dari generasi ke generasi.
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang
sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Gejala yang timbul antara lain:
·
Gangguan saraf sensoris: Paraesthesia,
kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan
menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.
·
Gangguan saraf motorik: lemah, sulit berdiri,
mudah jatuh, ataksia, tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara.
·
Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala.
Tremor pada otot merupakan gejala awal dari toksisitas merkuri tersebut.
Dari fakta-fakta tersebut diatas, kami ingin mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi pada air laut tersebut ditinjau dari parameter dan kaidah-kaidah kimia
lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
(1) Apa saja sumber pencemaran air laut yang menyebabkan terjadinya tragedi
Minamata?
(2) Bagaimana peredaran zat pencemar air laut yang menyebabkan terjadinya
tragedi Minamata?
(3) Bagaimana tabiat (sifat kimia dan fisika) zat pencemar air laut yang
menyebabkan terjadinya tragedi Minamata?
(4) Apa dampak yang diakibatkan oleh tragedi Minamata?
(5) Bagaimana cara mengatasi permasalahan pencemaran air laut akibat tragedi
Minamata?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan :
(1) Untuk mengetahui sumber pencemaran air laut yang menyebabkan terjadinya
tragedi Minamata.
(2) Untuk mengetahui peredaran zat pencemar air laut yang menyebabkan
terjadinya tragedi Minamata.
(3) Untuk mengetahui tabiat (sifat kimia dan fisika) zat pencemar air laut yang
menyebabkan terjadinya tragedi Minamata.
(4) Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh tragedi Minamata.
(5) Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan pencemaran air laut akibat
tragedi Minamata.
II.
Pembahasan
2.1
Sumber
Pencemaran Air Laut yang
Menyebabkan Terjadinya Tragedi Minamata
Minamata adalah sebuah desa kecil yang menghadap ke laut Shiranui, bagian
selatan Jepang sebagian besar penduduknya hidup sebagai nelayan, dan merupakan
pengkonsumsi ikan cukup tinggi, yaitu 286-410gram/hari.
Tahun 1908 berdiri PT Chisso dengan Motto “dahulukan Keuntungan”
perkembangannya pada tahun 1932 Industri ini berkembang dan memproduksi
berbagai jenis produk dari pewarna kuku sampai peledak, dengan dukungan militer
industri ini merajai industri kimia, dan dengan leluasa membuang limbahnya ke
teluk Minamata diperkirakan 200-600 ton Hg dibuang selama tahun 1932-1968,
selain merkuri limbah PT Chisso juga berupa mangan. Thalium, dan Selenium.
Bencana mulai nampak pada tahun 1949 ketika hasil tangkapan mulai menurun
drastis ditandai dengan punahnya jenis karang yang menjadi habitat ikan yang
menjadi andalan nelayan Minamata.
Pada tahun 1953 beberapa ekor kucing yang memakan ikan dari teluk Minamata
mengalami kejang, menari-nari, dan mengeluarkan air liur beberapa saat kemudian
kucing ini mati.
Tahun 1956 adanya laporan kasus gadis berusia 5 tahun yang menderita gejala
kerusakan otak, gangguan bicara, dan hilangnya keseimbangan sehingga tidak
dapat berjalan. Menyusul
kemudian adalah adik dan empat orang tetangganya, penyakit ini kemudian oleh
Dr. Hosokawa disebut sebagai Minamata disease.
Pada tahun 1958 terdapat bukti bahwa penyakit Minamata disebabkan oleh
keracunan Methyl-Hg, hal ini ditunjukkan dengan kucing yang mengalami
kejang dan disusul kematian setelah diberi makan Methyl-Hg. Pada tahun
1960 bukti menyebutkan bahwa PT Chisso memiliki andil besar dalam tragedi Minamata,
karena ditemukan Methyl-Hg dari ekstrak kerang dari teluk Minamata, sedimen
habitat kerang tersebut mengandung 10-100 ppm Methyl-Hg, sedang di dasar
kanal pembuangan pabrik Chisso mencapai 2000 ppm. Pada tahun 1968 pemerintah
secara resmi mengakui bahwa pencemaran dari pabrik Chisso sebagai sumber
penyakit Minamata.